Studi Moderasi Beragama Mahasiswa UIN KH Abdurrahman Wahid di Desa Jolotigo Kabupaten Pekalongan

 Moderasi Beragama Masyarakat Desa Jolotigo Kabupaten Pekalongan

Studi Moderasi Beragama Mahasiswa UIN KH Abdurrahman Wahid di Desa Jolotigo Kabupaten Pekalongan

MAGELANGRAYA.ID
- Program Studi Lapangan Mahasiswa UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan mengamati langsung keberagaman dan kerukunan masyarakat Desa Jolotigo, Kabupaten Pekalongan, September 2023 lalu.

Tujuan dari kegiatan ini adalah mempromosikan kerukunan dan toleransi melalui komunikasi yang efektif di antara semua pihak.

Moderasi beragama adalah suatu konsep yang sangat penting dalam membentuk dan menjaga harmoni sosial di masyarakat. Moderasi beragama bukanlah semata-mata tentang mengecilkan atau meniadakan perbedaan, tetapi lebih kepada penghormatan, dialog, dan pemahaman antar keyakinan. 

Ideologi ini melibatkan penemuan makna di tengah konflik dan perbedaan pandangan yang alamiah dalam masyarakat. Moderasi beragama tidak hanya sekadar isu filosofis, tetapi juga sebuah langkah nyata menuju perdamaian dan kerukunan antar umat beragama.

Moderasi beragama dapat membantu memperkuat peran agama dalam memberdayakan masyarakat dan mempromosikan nilai-nilai positif. Agama dapat menjadi sumber inspirasi untuk aksi sosial, kebaikan, dan perdamaian jika dipraktikkan dengan cara yang moderat.

Penelitian yang saya lakukan pada 20 September 2023 terkait desa yang memiliki keunikan akan adanya moderasi agama didalamnya. Hal ini tentunya menjadi daya tarik lebih bagi mahasiswa UIN Gusdur Pekalongan dalam melakukan penelitian moderasi agama.

Desa Jolotigo, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan menjadi salah satu objek penelitian sebagai desa moderasi beragama yang pernah saya temui. Didalam desa ini, saya menemukan banyak hal terkait moderasi beragama. Perbedaan agama tidak menjadikan warganya terpecah belah sedemikian rupa. 

Kerukunan antar agama menjadi salah satu pondasi kuat dalam desa ini. Terdapat 2 agama yang berbeda yaitu islam dan Kristen, toleransi antar agama, kerukunan, kebersamaan, menghargai perbedaan antar agama. 

Kemudian ada juga masjid, gereja (non islam) yang berdiri kokoh dalam satu lingkup desa jolotigo, letak masjid yang bersebelahan dengan gereja antara atas dan bawah karena faktor jalan yang menanjak (dataran tinggi).

Desa Jolotigo merupakan contoh nyata keberhasilan moderasi beragama di tengah-tengah keanekaragaman agama. Warga desa hidup bersama dengan damai, meskipun mereka menganut berbagai agama dan kepercayaan yang berbeda.

Toleransi agama adalah salah satu nilai fundamental yang terpancar dengan kuat di Desa Jolotigo. Keharmonian antara masjid dan gereja yang berdiri berdampingan adalah gambaran nyata tentang bagaimana perbedaan agama dapat menjadi sumber kekayaan dalam masyarakat. 

Hal ini menunjukkan bahwa moderasi agama menciptakan lingkungan di mana kerukunan dan penghargaan terhadap perbedaan agama dapat berkembang.

Salah satu narasumber yang saya wawancarai yang ber nama Pak Taruno, yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Jolotigo, menyatakan bahwa "Selama saya menjabat sebagai kepala desa di sini, saya merasakan tidak ada insiden konflik antara umat beragama." Pernyataan ini memberikan bukti kuat tentang bagaimana moderasi agama telah membantu menciptakan ketenangan dan perdamaian dalam masyarakat yang beragam di Desa Jolotigo.

Beliau juga menyatakan bahwa generasi muda di sana, mayoritas bekerja sebagai petani, pengolah lahan, serta buruh pabrik, dengan sebagian kecil lainnya bekerja sebagai pegawai swasta/sipil dan pedagang. 

Dalam sektor pekerjaan tersebut, agama yang dianut oleh karyawan tidak menjadi syarat utama, baik Islam maupun Kristen. Dari situ, kita dapat melihat berbagai aspek moderasi agama yang terlihat, dan hal ini patut menjadi contoh dalam hal kehidupan, agama, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan antar agama.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Desa Jolotigo menjadi contoh nyata keberhasilan moderasi beragama. Dalam perbandingan dengan daerah lain, desa ini menonjol dengan aspek kehidupan yang mencerminkan moderasi agama.

Kesimpulannya, Moderasi beragama adalah konsep penting untuk memelihara harmoni sosial dan mempromosikan perdamaian dalam masyarakat yang beragam. 

Desa Jolotigo di Kabupaten Pekalongan adalah contoh sukses moderasi beragama, di mana perbedaan agama tidak memecah belah warga. Toleransi, kerukunan, dan keberagaman agama menjadi pondasi kuat. 

Kesaksian Kepala Desa tentang ketenangan selama masa jabatannya menunjukkan dampak positif moderasi agama. Pekerjaan yang tidak membedakan agama juga mencerminkan toleransi. Desa ini patut dijadikan contoh bagi masyarakat luas tentang pentingnya moderasi agama dalam mempromosikan harmoni dan penghargaan terhadap perbedaan antar agama.

Penulis: Fifi Aulia Rani

*Mahasiswa UIN KH Abddurrahman Wahid Pekalongan

Ikuti berita terbaru di Google News

Redaksi Magelangraya.id menerima naskah opini dan rilis berita (citizen report).
Silahkan kirim ke email: beritamagelangraya@gmail.com atau Whatsapp +62856-9345-6027